Seruit, Kuliner Tradisional yang Jadi Favorit
Siapa bilang Lampung hanya punya tempoyak dan keripik pisang berlapis cokelat bubuk? Ada satu kuliner lain yang tak boleh ketinggalan untuk dicicipi, yaitu Seruit.
Siapa bilang Lampung hanya punya tempoyak dan keripik pisang berlapis cokelat bubuk? Ada satu kuliner lain yang tak boleh ketinggalan untuk dicicipi, yaitu Seruit.
Siapa bilang Lampung hanya punya
tempoyak dan keripik pisang berlapis cokelat bubuk? Ada satu kuliner
lain yang tak boleh ketinggalan untuk dicicipi.
Adalah seruit, hidangan favorit
masyarakat Lampung. Seruit adalah masakan berupa ikan yang digoreng atau
dibakar, yang disajikan dengan sambal terasi dan tempoyak (durian yang
diawetkan).
Seruit juga dilengkapi lalapan segar,
seperti petai dan jengkol. Dan tentunya julang-jaling atau kabau.
Tumbuhan polong ini sekilas memiliki aroma seperti lamtoro, tetapi
efeknya jauh lebih dahsyat.
Bau yang ditimbulkan lebih kuat daripada petai dan jengkol. Ketika digigit, rasanya agak getir dan baunya akan melekat di mulut.
Awalnya, Seruit tercipta dari kebiasaan
masyarakat Lampung, seperti masyarakat Indonesia kebanyakan, yang senang
berkumpul dan bersilaturahmi.
Saat itulah diperlukan makanan yang
dapat disantap bersama-sama, yaitu Seruit. Dengan hidangan ikan-ikan dan
lalapan serta sambal yang disajikan di atas tampah, semua orang pun
dapat mengisi perut dengan akrab.
Selengkapnya baca di sini. (Ism)
Post a Comment