Lampung merupakan salah satu lokasi transmigrasi. Oleh karena itu, berdasarkan data saat ini suku mayoritas di Provinsi Lampung adalah Suku Jawa. Suku asli Lampung sendiri yaitu Suku Lampung tidak lebih dari 12% dari total keseluruhan penduduk Lampung. Suku Lampung atau biasa disebut dengan ulum lampung atau orang lampung berasal dari wilayah Belalau, Lampung Utara. Suku Lampung sendiri tinggal di Rumah Adat Lampung yang disebut dengan Rumah Adat Nuwu Sesat.
Dengan demikian Nuwou Sesat dapat diartikan sebagai tempat berkumpul untuk bermusyawarah. Dalam perkembangan selanjutnya, Nuwou Sesat disebut juga Sesat Balai Agung, yang juga digunakan sebagai tempat pertemuan adat sekaligus tempat pelaksanaan upacara-upacara adat. Namun saat ini, lebih banyak digunakan sebagai tempat tinggal seperti pada umumnya.
Pondasi rumah adalah umpak batu yang berbentuk persegi. Di setiap umpak batu ditaruh tihang duduk (tiang penyangga) yang berjumlah kurang lebih 35 tiang dan tihang induk (tiang utama) berjumlah 20 tiang.
b. Atap
Ujung bubungan atap Rumah Adat Lampung memusat ke titik tengah bagian paling atas yang terbuat dari kayu bulat (disebut dengan button). Di atas kayu bulat tersebut diletakkan satu kayu bulat lagi yang berlapis tembaga kemudian di atasnya ada 2 tingkat dari tembaga atau kuningan. Dan bagian paling atasnya diletakkan perhiasan dari batu sesuai selera pemilik rumah.
c. Lantai
Nuwou Sesat berlantaikan bamboo atau bisa disebut khesi atau papan yang berasal dari kayu klutum, bekhatteh dan belasa.
d. Dinding
Dindign rumah merupakan susunan papan-papan kayu yang dipasang berjajar di setiap rangka rumah dalam posisi berdiri.
e. Pintu dan jendela
Pintu berbentuk setangkup ganda berbentuk persegi panjang. Sedangkan jendela berbentuk sama namun dengan ukuran yang lebih pendek. Setiap jendela dilengkapi dengan teralis dari kayu. Terdapat 4 jendela pada bagian depan rumah, sedangkan bagian lainnya jumlah jendela tergantung dari panjangnya badan rumah.
Pembagian ruangan
Ketika memasuki Rumah Adat Lampung kita akan menemukan beberapa bagian, yaitu:
- Panggakh: loteng rumah yang digunakan sebagai tempatpenyimpanan barang-barang adat, senjata atau benda pusaka.Jan: tangga menuju rumah
- Lepau/ Bekhanda: ruangan terbuka luas di depan rumah seperti serambi yang digunakan sebagai ruang tamu atau tempat Himpun (bermusyawarah adat).
- Lapang Lom: ruang keluarga. Digunakan sebagai temapt berkumpulnya keluarga atau acara-acara adat seperti Himpun atau Bedua
- Bilik kebik: merupakan kamar tidur utama untuk kepala keluarga
- Tebelayakh: kamar tidur kedua
- Sekhudu: terletak di bagian belakang yang digunakan oleh ibu-ibu
- Dapokh: dapur. Terletak di bagian paling belakang rumah, terdiri dari beberapa ruangan lagi, yaitu: gakhang atau tempat mencuci peralatan dapur dan bah lamban atau tempat penyimpanan hasil panen
Pada setiap sisi Rumah Adat Lampung dihiasi ornamen-ornamen, ukiran dan aksara kuno yang diambil dari Kitab Kuntara Raja Niti. Bebrapa diantaranya yaitu:
- Pill-Pusanggiri yang artinya setiap manusia harus mempunyai rasa malu jika hendak melakukan perbuatan yang hina menurut agama dan dapat melukai harga diri.
- Juluk-Adek yang artinya setiap orang yang telah mendapatkan gelar adat sebaiknya bersikap dan berkeperibadian yang sesuai.
- Nemui-Nyimah yang artinya menjaga tali silaturahmi dengan saling mengunjungi sanak keluarga serta bersikap ramah tamah terhadap tamu.
- Nengah-Nyampur memiliki makna menjaga hubungan dalam kehidupan bermasyarakat. Sakai-Sambaian merupakan sikap saling tolong menolong dan bergotongroyong.
- Sang Bumi Ruwa Jurai merupakan sebuah rumah tangga yang berasal dari dua garis keturunan yaitu masyarakat beradat pepadun dan beradat sebatin. Meskipun terdapat 2 garis keturunan tetapi tetap bersatu.
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.