Provinsi Lampung menyimpan aneka ragam kekayaan alam maupun budaya. Selain rumah adat, tarian dan juga ada istiadat lainnya, Provinsi Lampung yang memiliki moto Sang Bumi Ruwai Jurai ini juga memiliki alat musik tradisional provinsi Lampung yang harus kita ketahui dan sekaligus dilestarikan.
Untuk urusan musik, di Provinsi Lampung yang memiliki kekayaan kain tapis ini telah berkembang jenis musik modern dan tradisional. Untuk musik modern, tentu saja telah mengadopsi kebudayaan musik global seperti yang telah kita kenal.
Dan untuk musik tradisional, di Lampung telah berkembang kesenian musik gambus yang diiringin oleh gitar akustik. Namun selain dua alat musik ini, masih ada beberapa instrument / alat musik dari Provinsi Lampung yang patut kita ketahui bersama :
1. Gamolan
Gamolan adalah alat musik menyerupai gamelan. Alat musik Gamolan dari Provinsi Lampung ini merupakan alat musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul.
Diperkirakan alat musik khas Lampung ini sudah dimainkan masyarakat Lampung kuno sejak abad ke-4 masehi, akan tetapi sampai dengan saat ini banyak masyarakat Lampung yang belum mengetahui dari kekayaan alat musik tradisional ini.
Seorang peneliti asal Australia tertarik untuk meneliti alat musik gamolan ini. Menurutnya alat musik gamolan ini sudah ada dan lebih tua dari gamelan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya gambar gamolan pada relief candi Borobudur.
Gamolan modern yang dapat ditemui di Lampung Barat dan Way Kanan, memiliki perbedaan dibandingkan dengan gamolan kuno. Gamolan kuno memiliki delapan bilah bambu yang sejajar di atas satu bongkahan bulat bambu sebesar sekitar lengan orang dewasa. Delapan bilah bambu masing-masing mewakili delapan tangga nada, yaitu do re mi fa so la si do. Sementara, gamolan modern hanya memiliki tujuh bilah bambu yang mewakili tujuh tangga nada. Satu tangga nada yang hilang adalah tanga nada fa. Margaret mengatakan, dirinya pun belum memahami alasan penghapusan tangga nada fa.
2. Serdam
Serdam merupakan alat musik tiup tradisional dari Provinsi Lampung yang terbuat dari bambu dan memiliki nada pentatonis. Berbeda dengan Seruling atau Suling, Serdam umumnya menghasilkan nada dasar G = do, terdiri dari 5 lubang yang menghasilkan tangga nada berirama do, re, mi, sol, la dan si (1, 2, 3, 5, 6 dan 7).
Instrumen musik Lampung ini terbuat dari bambu yang berbentuk bulat berdiameter + 1 cm dengan panjang + 25,5 cm. Diameter lubang peningkah + 4 mm, jarak dari ujung buluh ke lubang peningkah + 4 cm, sedang jarak antara masing-masing lubang peningkah + 2 cm. Jarak lubang klep I dan klep II + 1,5 cm sedangkan jarak peniup ke klep I + 4 cm.
Serdam dipergunakan bersama-sama dengan instrument musik Lampung lainnya, biasanya dimainkan oleh seorang putra. Cara memainkannya ujung lubang peniup ditiup dan lubang-lubang penghasil nada ditutup dengan jari-jari seperti yang kita ketahui sebagaimana meniup seruling. Sedangkan untuk mencari nada rendah atau tinggi dilakukan dengan cara menutup atau membuka lubang-lubang jari yang ada di sepanjang tubuh Serdam.
3. Kompang / Khaddap
Kompang merupakan sejenis alat musik tradisional yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Melayu pada umumnya. Hampir mirip dengan alat musik rebana, Kompang merupakan alat musik tradisional dari Provinsi Lampung yang dibuat dari kayu dan kulit kambing. Di beberapa daerah di Lampung, alat musik Kompang juga disebut dengan Khaddap. Keberadaan alat musik ini dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia.
Kompang terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang berukuran garis pusat sepanjang 22.5 cm, 25 cm, 27.5 cm dan ada juga yang mencapai 35 cm.
Kompang dimainkan secara beregu dalam keadaan duduk, berdiri atau berjalan. Jika kompang dimainkan dalam acara berzanji, pemain akan duduk bersila atau duduk di atas kursi. Jika dimainkan dalam acara pernikahan dan pawai menyambut pejabat daerah atau pejabat negara, pemain kompang ini berjalan mengiringi pengantin atau pejabat daerah, atau pejabat negara tersebut.
Kompang dimainkan dengan menggunakan kedua belah tangan. Sebelah tangan memegang kompang, dan sebelah tangan lagi memukul kompang. Terdapat tiga rentak dalam permainan kompang, yaitu rentak biasa, rentak kencet, dan rentak sepulih. Rentak yang biasa dimainkan ialah rentak biasa. Rentak kencet ialah rentak di tengah-tengah pukulan, kemudian seolah-olah terhenti seketika. Sedangkan rentak sepulih dimainkan untuk kembali pada rentak lagu pertama.
4. Gambus
Seperti halnya alat musik Kopang, Alat musik Gambus merupakan alat musik tradisional yang penyebarannya berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Nusantara. Namun dalam perkembangannya alat musik Gambus ini dipergunakan dengan syair Bahasa Melayu, bahkan dilengkapi dengan instrument lainnya.
Sedangkan di Provinsi Lampung sendiri, alat musik Gambus dikenal dengan nama Gambus Lunik atau Anak Buha yang merupakan jenis alat musik kordofon yang dimainkan dengan cara dipetik.
Dan berikut ini adalah salah satu contoh lagu klasik Lampung yang dibawakan dengan menggunakan alat musik tradisional :
Untuk urusan musik, di Provinsi Lampung yang memiliki kekayaan kain tapis ini telah berkembang jenis musik modern dan tradisional. Untuk musik modern, tentu saja telah mengadopsi kebudayaan musik global seperti yang telah kita kenal.
Dan untuk musik tradisional, di Lampung telah berkembang kesenian musik gambus yang diiringin oleh gitar akustik. Namun selain dua alat musik ini, masih ada beberapa instrument / alat musik dari Provinsi Lampung yang patut kita ketahui bersama :
1. Gamolan
Gamolan adalah alat musik menyerupai gamelan. Alat musik Gamolan dari Provinsi Lampung ini merupakan alat musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul.
Diperkirakan alat musik khas Lampung ini sudah dimainkan masyarakat Lampung kuno sejak abad ke-4 masehi, akan tetapi sampai dengan saat ini banyak masyarakat Lampung yang belum mengetahui dari kekayaan alat musik tradisional ini.
Seorang peneliti asal Australia tertarik untuk meneliti alat musik gamolan ini. Menurutnya alat musik gamolan ini sudah ada dan lebih tua dari gamelan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya gambar gamolan pada relief candi Borobudur.
Gamolan modern yang dapat ditemui di Lampung Barat dan Way Kanan, memiliki perbedaan dibandingkan dengan gamolan kuno. Gamolan kuno memiliki delapan bilah bambu yang sejajar di atas satu bongkahan bulat bambu sebesar sekitar lengan orang dewasa. Delapan bilah bambu masing-masing mewakili delapan tangga nada, yaitu do re mi fa so la si do. Sementara, gamolan modern hanya memiliki tujuh bilah bambu yang mewakili tujuh tangga nada. Satu tangga nada yang hilang adalah tanga nada fa. Margaret mengatakan, dirinya pun belum memahami alasan penghapusan tangga nada fa.
2. Serdam
Serdam merupakan alat musik tiup tradisional dari Provinsi Lampung yang terbuat dari bambu dan memiliki nada pentatonis. Berbeda dengan Seruling atau Suling, Serdam umumnya menghasilkan nada dasar G = do, terdiri dari 5 lubang yang menghasilkan tangga nada berirama do, re, mi, sol, la dan si (1, 2, 3, 5, 6 dan 7).
Instrumen musik Lampung ini terbuat dari bambu yang berbentuk bulat berdiameter + 1 cm dengan panjang + 25,5 cm. Diameter lubang peningkah + 4 mm, jarak dari ujung buluh ke lubang peningkah + 4 cm, sedang jarak antara masing-masing lubang peningkah + 2 cm. Jarak lubang klep I dan klep II + 1,5 cm sedangkan jarak peniup ke klep I + 4 cm.
Serdam dipergunakan bersama-sama dengan instrument musik Lampung lainnya, biasanya dimainkan oleh seorang putra. Cara memainkannya ujung lubang peniup ditiup dan lubang-lubang penghasil nada ditutup dengan jari-jari seperti yang kita ketahui sebagaimana meniup seruling. Sedangkan untuk mencari nada rendah atau tinggi dilakukan dengan cara menutup atau membuka lubang-lubang jari yang ada di sepanjang tubuh Serdam.
3. Kompang / Khaddap
Kompang merupakan sejenis alat musik tradisional yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Melayu pada umumnya. Hampir mirip dengan alat musik rebana, Kompang merupakan alat musik tradisional dari Provinsi Lampung yang dibuat dari kayu dan kulit kambing. Di beberapa daerah di Lampung, alat musik Kompang juga disebut dengan Khaddap. Keberadaan alat musik ini dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia.
Kompang terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang berukuran garis pusat sepanjang 22.5 cm, 25 cm, 27.5 cm dan ada juga yang mencapai 35 cm.
Kompang dimainkan secara beregu dalam keadaan duduk, berdiri atau berjalan. Jika kompang dimainkan dalam acara berzanji, pemain akan duduk bersila atau duduk di atas kursi. Jika dimainkan dalam acara pernikahan dan pawai menyambut pejabat daerah atau pejabat negara, pemain kompang ini berjalan mengiringi pengantin atau pejabat daerah, atau pejabat negara tersebut.
Kompang dimainkan dengan menggunakan kedua belah tangan. Sebelah tangan memegang kompang, dan sebelah tangan lagi memukul kompang. Terdapat tiga rentak dalam permainan kompang, yaitu rentak biasa, rentak kencet, dan rentak sepulih. Rentak yang biasa dimainkan ialah rentak biasa. Rentak kencet ialah rentak di tengah-tengah pukulan, kemudian seolah-olah terhenti seketika. Sedangkan rentak sepulih dimainkan untuk kembali pada rentak lagu pertama.
4. Gambus
Seperti halnya alat musik Kopang, Alat musik Gambus merupakan alat musik tradisional yang penyebarannya berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Nusantara. Namun dalam perkembangannya alat musik Gambus ini dipergunakan dengan syair Bahasa Melayu, bahkan dilengkapi dengan instrument lainnya.
Sedangkan di Provinsi Lampung sendiri, alat musik Gambus dikenal dengan nama Gambus Lunik atau Anak Buha yang merupakan jenis alat musik kordofon yang dimainkan dengan cara dipetik.
Dan berikut ini adalah salah satu contoh lagu klasik Lampung yang dibawakan dengan menggunakan alat musik tradisional :
Post a Comment