Warung Makan Sayur Asem Teh Yati
SIAPA yang tak kenal sayur asem? Sayur berkuah bening dan segar ini
dapat ditemui hampir di seluruh Indonesia. Namun, setiap daerah memiliki
kekhasannya masing-masing. Lalu, bagaimana dengan sayur asem yang ada
di Kalianda, Lamsel? Untuk lebih jelasnya simak hasil jalan-jalan tim di salah satu warung makan di kawasan terminal
Pasar Inpres Kalianda yang terkenal dengan sayur asem dan gegodoh
terinya.
Warung Makan (W.M) Sayur Asem Teh Yati namanya, lokasi warung makan
yang berada di kawasan terminal pasar inpres Kalianda ini dapat ditempuh
dalam waktu sekitar 10 menit saja dari Kota Kota Kalianda. Meski hanya
sebuah warung makan sederhana, tak kurang sekitar 200 orang dari
berbagai kalangan rendah, menengah bahkan kalangan atas, datang setiap
harinya untuk mengisi perut di kala lapar. Terlebih di saat jam makan
siang.
Usaha warung makan milik Ahmadi dan sang istri Yati, ini dimulai
sejak 1997. Hingga sekarang, warung ini telah berkembang pesat. Sayur
asem yang ditawarkan di sini memang berbeda dengan sayur asem di tempat
lain. Selain berkuah bening, isi sayur asem pun sangat lengkap dan
menggoda untuk disantap. Dalam satu mangkuk sayur asem, bisa ditemukan
melinjo (Tangkil,red) dan daunnya, jagung manis, kacang panjang dan
kacang tanah. Semua sayuran ini tentu memunculkan rasa tersendiri.
Jagung manis dalam sayur asem ini memang ciri khas sayur asem Teh Yati.
Beragam jenis sayur yang ada di dalamnya juga diolah dengan cara yang
teliti sehingga tingkat kematangan jenis sayur merata, dengan cara
dimasak tak terlalu lama hingga tidak menjadi lembek.
Tak seperti isinya yang sangat beragam, warung makan yang buka sejak
pukul 09.00 Wib sampai habis ini, ternyata hanya menggunakan bumbu yang
sangat sederhana. Yakni, bawang merah, cabai merah, garam dan asam
kandis.
Dihidangkan panas-panas, sayur asem ini memang sangat cocok untuk
disantap siang hari. Semakin nikmat, disantap dengan tambahan aneka
pilihan lauk yang tersedia di warung makan sederhana ini, mulai dari
pepes ikan, ikan goreng, gegodoh teri,tahu-tempe dan sambal terasi
ekstra pedas.
Pemilik warung makan sayur asem Teh Yati mengatakan, untuk satu porsi
yang isinya nasi putih, lauk menurut selera, sayur asam, sambal terasi
dan lalap-lalapan (Kol, daun kemangi, timun dan terong,red) kami hargai
sebesar Rp10.000. Tapi kalau lauknya pakai ayam atau cumi-cumi kami
patok seharga Rp12.000 mas,”kata Teh Yati kepada Angkasa Post, Jumat
(27/5) kemarin.
Dikatakanya, dalam satu hari dia menghabiskan setengah kuintal beras
untuk melayani para pelangganya. Sedangkan untuk gegodoh teri,
mengabiskan 10 kilogram ikan teri.
“Jika ikan terinya sedang kosong, kami mengantinya dengan udang. Yang
digoreng sama seperti gegodoh teri,”pungkasnya.(Iwan J Sastra).
Memiliki Citra Rasa Berbeda
Di tengah hari, saat rasa lapar begitu melilit, sebagian orang tetap
mencari nasi dengan lauk pauk dan sayur yang mengenyangkan. Coba saja
arahkan kendaraan Anda menuju Warung Makan (W.M) Sayur Asem Teh Yati di
Jalan Simpang Tiga Pasar Inpres Kalianda,Lamsel.
Bebagai kalangan seperti, masyarakat umum, sopir, tukang ojek, PNS
bahkan para pejabat Pemkab Lamsel pun suka mengunjungi ke warung makan
yang berdiri sejak 1997 itu pada saat jam makan siang.
Sebenarnya apa sih yang membuat warung makan sederhana ini selalu
ramai? Selain tempatnya yang gampang dijangkau juga karena masakannya
yang enak dan lezat dan harganyapun sangat terjangkau. Berbagai menu
masakan tersedia, mulai dari ayam bakar, ikan tongkol goreng, ikan
tengkurungan goreng, pepes ikan, cumi-cumi, gegodoh teri dan udang,
tahu-tempe, sambal terasi khas Lampung, sambal goreng, lalapan dan sayur
asem. Untuk yang disebut terakhir, sebaiknya jangan dilewatkan untuk
memesannya jika berkunjung ke warung makan milik Ahmadi dan sang Istri
Yati ini. Karena, rasanya begitu nikmat dan segar sekali.
Menu-menu masakan yang ditawarkan memang kebanyakan masakan yang ada
di setiap rumah makan. Tapi sebenarnya ada perbedaan yang membuat warung
makan ini selalu diminati, yaitu sayur asem dan gegodoh terinya yang
memiliki citra rasa tersendiri.
Rulli (29), salah seorang pegawai Pemkab Lamsel menuturkan, dia tak
pernah menyia-nyiakan waktunya untuk makan siang di warung Teh Yati saat
Jam makan siang. Menurutnya, jika makan di warung itu tidak lengkap
rasanya tanpa sayur asemnya.
“Di warung makan ini sayur asemnya mas yang betul-betul nikmat.
Makanya setiap kali jam makan siang saya selalu mengunjungi warung makan
ini,”ungkapnya.
Senada dikatakan Aef Mulyadi (40), distributor peralatan Komputer
asal Bandung Jawa Barat ini mengatakan, setiap kali mengirim barang ke
Kalianda, dirinya pasti menyempatkan untuk makan di warung makan sayur
asem Teh Yati ini. Lagi-lagi pelanggan yang satu ini mengakui,
kenikmatan sayur asem dan gegodoh terinya yang terasa berbeda yang
disajikan di warung makan sederhana itu.
“Meski warung makan di Kalianda banyak yang buka, namun saya cocoknya
hanya di warung Teh yati ini mas. Rasa sayur asem disini (Warung Teh
Yati,red) memang memiliki citra rasa berbeda dari sayur asem yang ada di
warung-warung makan yang pernah saya singgahi,”terang Ahmadi yang
ditemui Angkasa Post saat makan siang di warung makan itu, kemarin.
Lain halnya yang dikatakan Dian (28), pegawai staf sekretariat Pemkab
Lamsel ini mengakui, saat makan di warung makan ini, yang pertama kali
dipesan adalah gegodoh terinya. Menurutnya, gegodoh teri yang disajikan
rasanya gurih dan nikmat.
“Kalau makan disini, yang pertama kali saya cari gegodoh ikan terinya
mas. Rasanya itu lho…hemm…gurih, nikmat dan rapuh saat di makan,”ujar
Dian sambil menikmati makan siangnya di warung makan sayur asem Teh
Yati,kemarin.
Nah, buat Anda yang belum pernah mencoba lezatnya masakan di Warung
Makan Sayur Asem Teh yati ini, tak ada alasan lain untuk tidak mampir ke
sana.(Iwan J Sastra).
Kesabaran Membuahkan Hasil
Mulanya adalah sebuah warung makan berukuran 4X6 yang hanya melayani
para sopir yang mangkal di terminal Pasar Inpres Kalianda di Tahun 1997
lalu. Berkat keuletan dan kesabaran membuat warung makan sayur asem
milik Ahmadi dan Istrinya Yati ini, menjadiberkembang pesat.
Tak ada target muluk yang dibayangkan Ahmadi dan Istrinya ketika itu.
Ia hanya menjalani saja dengan riang hari demi hari. Setiap hari
pelanggan dilayaninya dengan sikap ramah dan penuh gurauan. Hasilnya,
dagangannya selalu ludes terjual. Bahkan, pelanggannya kini tidak hanya
para sopir dan tukang ojek saja. Melainkan, semua kalangan seperti
masyarakat umum, PNS, bahkan para pejabat di Pemkab Lamsel.
“Awalnya kami membuka warung makan ini hanya berukuran kecil untuk
melayani para sopir dan pelayan toko-toko yang berjualan di pasar inpres
saja. Namun, Alhamdullilah saat ini pelanggan kami sudah merata dari
kalangan rendah, menengah dan kalangan atas. Mungkin rezeki yang
diberikan Allah kepada kami cocoknya di warung makan ini mas,”kata
Ahmadi yang diamini istrinya Yati, saat ditemui Angkasa Post di warung
makannya Jumat (27/5) kemarin.
Dia menuturkan, pada tahun 2000 dari laba hasil berjualan yang
ditabung, Ahmadi dan istrinya berhasil membangun warung makan dengan
berukuran yang lebih besar dari sebelumnya yakni 6X20. Di tempat itulah
ia meneruskan usaha rumah makannya dan bertahan hingga kini.
Setelah menempati tempat baru, Ahmadi dan istrinya terus bekerja
keras untuk dapat melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya. Dan kerja
keras itu berbuah manis. Ahmadi dan Istrinya telah mampu membayar
delapan karyawan yang saat ini membantunya.
“Kesabaran dan kerja keras yang membuat kami yakin untuk bisa
memajukan warung makan ini mas. Bahkan, kami memiliki rencana akan
membuka cabang baru. Lokasinya, kalau tidak di Kalianda ya di Pulau
Jawa,”Ujar Ahmadi yang juga berencana akan menunaikan Ibadah hajinya
bersama sang istri di tahun 2013 mendatang.
Dengan hasil warung itu pula Ahmadi dan istrinya berhasil
menyekolahkan anaknya-anaknya hingga ada yang sampai ke perguruan
tinggi. Ketika ditanya kunci suksesnya, dengan bahasa bersahaja Ahmadi
dan istrinya mengatakan, “Keuletan dan kerjakeras akan membuahkan
keberhasilan. Sedangkan rahasia lainnya, keteguhan menjaga citarasa
masakan yang dihidangkan sehingga pelanggan tak merasa kecewa,”katanya.
Post a Comment