Tapis Lampung Pukau Pengunjung JFC
JAKARTA (Lampost): Sentuhan tapis Lampung karya Dee Ong dalam balutan
busana kasual dan easy to wear mengundang decak kagum penonton Jakarta
Fashion Week (JFC) di Pacific Place, Jakarta.
Pada sesi pertama, Dee menampilkan busana batik 118 yang sudah mendunia. Ciri khas batik rancangan Dee ialah tanpa jahitan. Dee menggunakan sentuhan bordir pinggir untuk semua busananya. Para model melangkah diiringi lantunan lagu Ketulusan yang dibawakan Reza Arthamevia.
Reza yang mengenakan kebaya krem berpadu celana tapis terlihat anggun dan energik.
Dee Ong mengangkat tema spesial My coffe in the famous tapis. Busana tapis ditampilkan pada sesi kedua dan ketiga.
Di ajang JFW ini, Dee menggandeng desainer muda Lampung berbakat Ziggy Zeaoryzabriskie atau yang akrab disapa Zea. Lima cocktail dress karya Zea tampil di sesi kedua.
Pada sesi ketiga, Reza kembali membawakan lagu Cintakan Membawamu ciptaan Ahmad Dhani. Gaun ketat putih membalut tubuh Reza. Bagian bawah gaun berbahan sifon ini dihiasi renda tapis motif rebung emas. Suara merdu Reza mengiringi peragaan busana tapis Dee.
Dari enam rancangan busana tapis Dee, empat di antaranya minidress. Tapis berwarna cokelat dan hitam menjadi dominan karena Dee mendekatkan tapis dengan kopi lampung yang merupakan ciri khas lampung.
Peragaan busana rancangan Dee Ong ini dihadiri Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar, Ketua Dekranasda Bandar Lampung Eva Dwiana Herman H.N., dan Desainer Lampung Aan Ibrahim.
Kreasi tapis pada minidrees berupa siluet di samping kiri kanan. Siluet ini menambah kesan seksi dan ramping. Menurut Dee, tantangan terberat mendesain tapis adalah kainnya yang kaku dan berat, sehingga Dee memilih sifon dan kain-kain berbahan lembut sebagai padanannya.
"Saya ingin tapis dikenal oleh masyarakat Indonesia, paling tidak orang Lampung sendiri tidak malas lagi menggunakan tapis karena berat dan kaku," ujar Dee usai acara. RIN/S-2
Sumber: Lampung Post,
Pada sesi pertama, Dee menampilkan busana batik 118 yang sudah mendunia. Ciri khas batik rancangan Dee ialah tanpa jahitan. Dee menggunakan sentuhan bordir pinggir untuk semua busananya. Para model melangkah diiringi lantunan lagu Ketulusan yang dibawakan Reza Arthamevia.
Reza yang mengenakan kebaya krem berpadu celana tapis terlihat anggun dan energik.
Dee Ong mengangkat tema spesial My coffe in the famous tapis. Busana tapis ditampilkan pada sesi kedua dan ketiga.
Di ajang JFW ini, Dee menggandeng desainer muda Lampung berbakat Ziggy Zeaoryzabriskie atau yang akrab disapa Zea. Lima cocktail dress karya Zea tampil di sesi kedua.
Pada sesi ketiga, Reza kembali membawakan lagu Cintakan Membawamu ciptaan Ahmad Dhani. Gaun ketat putih membalut tubuh Reza. Bagian bawah gaun berbahan sifon ini dihiasi renda tapis motif rebung emas. Suara merdu Reza mengiringi peragaan busana tapis Dee.
Dari enam rancangan busana tapis Dee, empat di antaranya minidress. Tapis berwarna cokelat dan hitam menjadi dominan karena Dee mendekatkan tapis dengan kopi lampung yang merupakan ciri khas lampung.
Peragaan busana rancangan Dee Ong ini dihadiri Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar, Ketua Dekranasda Bandar Lampung Eva Dwiana Herman H.N., dan Desainer Lampung Aan Ibrahim.
Kreasi tapis pada minidrees berupa siluet di samping kiri kanan. Siluet ini menambah kesan seksi dan ramping. Menurut Dee, tantangan terberat mendesain tapis adalah kainnya yang kaku dan berat, sehingga Dee memilih sifon dan kain-kain berbahan lembut sebagai padanannya.
"Saya ingin tapis dikenal oleh masyarakat Indonesia, paling tidak orang Lampung sendiri tidak malas lagi menggunakan tapis karena berat dan kaku," ujar Dee usai acara. RIN/S-2
Sumber: Lampung Post,
Post a Comment